Top Skor

5 Alasan Real Madrid akan Menjuarai Liga Champions Musim Ini

Real sudah mencetak rekor menjadi klub pertama yang bisa masuk final liga champions sebanyak tiga kali berturut-turut.

Dan di kesempatan ini juga,  pasukan Zidane ingin mencetak rekor menjuarai liga champions sebanyak tiga tahun beruntun.

Hal ini menjadi sangat mungkin melihat lawan yang akan dihadapi adalah Liverpool.

Liverpool  sendiri sedikit tampil inkonsisten semenjak dilatih Klopp.

Terkadang mereka tampil beringas terkadang juga terlalu mudah dibobol.

Hal inilah yang membuat peluang Madrid menjadi sangat terbuka.

Dan berikut 5 hal yang menguatkan Madrid untuk menjadi juara tiga tahun beruntun :

5. Skuat yang Berpengalaman

Liverpool memang klub besar dan sudah meraih lima trofi Champions League dalam sejarah klub mereka, tapi kita harus membedakan konteks antara klub dan tim di sini. Tim Liverpool yang saat ini dilatih Jurgen Kloop jelas kalah pengalaman dibanding skuat Real Madrid yang tidak banyak berubah dari dua final edisi sebelumnya yang berhasil mereka menangi.

Pengalaman sangat penting untuk mengatasi tekanana di laga sebesar final Champions League dan dalam hal ini, Cristiano Ronaldo cs jelas unggul jauh ketimbang Jordan Henderson dkk.

4. Rekor Buruk Jurgen Klopp

Setidaknya eks pelatih Dortmund itu sudah mencicipi enam partai final dan kalah lima kali di antaranya, termasuk saat kalah 2-1 dari Bayern di final Champions League 2012/13. Satu-satunya final yang pernah ia menangi adalah final DFB Pokal  2012 saat ia mengantar Dortmund menaklukkan Bayern dengan skor impresif 5-2.

Statstik mungkin tidak berarti banyak untuk memprediksi hasil sebuah pertandingan, tapi lima kekalahan juga bukan hal yang bisa diabaikan begitu saja. Alasan mengapa Klop tak pernah memenangi partai final setelah final pertamanya mungkin merujuk pada bagaimana pendekatan pria Jerman itu dalam sebuah laga final.

Dia mungkin tidak mahir betul menentukan komposisi starter, formasi, serta memperkirakan kekuatan lawan (antisipasi) atau membangun persiapan dalam menu latihan. Selalu ada alasan di balik terjadinya sebuah hal dan akan sangat berbahaya jika Klopp tidak banyak mengambil pelajaran dari kesalahannya selama ini.

3. Madrid Meyakinkan

Perjalanan Real Madrid ke final sejatinya sudah tidak mudah sejak fase grup, ketika mereka hanya duduk di posisi runner up karena kalah bersaing dengan Tottenham Hotspur. Akan tetapi perjalanan mereka di fase gugur menunjukkan bahwa mereka adalah tim dengan mental raksasa.

Secara berturut-turut, Madrid menghempaskan tiga tim juara di liga mereka masing-masing yaitu, PSG (Ligue 1), Juventus (Serie A), dan juga Bayern Munich (Bundesliga).

Liverpool memang juga menyingkirkan dua tim kampiun di liga domestik (FC Porto dan Manchester City), selain AS Roma yang mereka singkirkan di semifinal, namun Madrid bukan hanya mengalahkan tim juara. Ketiga lawan yang mereka hadapi adalah tim-tim dengan pengalaman yang lebih baik, terutama Juventus yang menjadi finalis pada 2014 dan 2017, daripada tim-tim yang dihadapi Liverpool.

PSG yang merupakan wakil Ligue 1 pun memiliki posisi yang lebih bagus ketimbang Primeira Portugal yang diwakili FC Porto dalam koefisien UEFA. Sementara Bundesliga yang diwakili Bayern adalah kompetisi domestik terbaik kedua di belakang La Liga musim ini.

2. Miskin Solusi

Meski dikagumi karena memiliki gaya sepakbola menyerang, salah satu titik kelemahan Liverpool, atau mungkin lebih tepatnya Jurgen Klopp, adalah mereka sepertinya tidak memiliki rencana alternatif ketika bertemu dengan musuh yang berhasil mematikan titik serangan mereka dan lepas dari tekanan yang diberikan oleh pemain Liverpool. Klopp sejauh ini menunjukkan bahwa dirinya bukanlah sosok pelatih dengan pandangan multi dimensi.

Manchester United dan Chelsea sudah menunjukkan bahwa untuk mengalahkan pasukan Jurgen Klopp bukanlah dengan menandingi intensitas serangan mereka, terutama jika skuat yang dimiliki tidak memungkinkan untuk melakukan hal itu, namun dengan permainan disiplin yang bisa menutup ruang maupun mencegah momentum serangan The Reds terjadi.

Real Madrid di sisi lain, meski memiliki deretan pemain bintang, mereka tidak melulu berpijak pada pola bermain menyerang. Zizou adalah pelatih yang paham betul mengenai kekuatan lawan dan bagaimana meminimalisir ancaman musuhnya. Taktiknya dibangun tidak hanya berdasarkan kekuatan skuatnya, tapi juga kekuatan musuhnya.

1. Kelemahan Liverpool

Salah satu nama pemain muda yang mendapatkan banyak kesempatan bermain musim ini adalah Trent Alexander-Arnold. Ia mendapatkan kesempatan menjadi starter menyusul cederanya full back kanan utama Liverpool, Nathaniel Clyne.

Meski mendapatkan banyak apresiasi, namun Alexander-Arnold sebenarnya adalah titik utama kelemahan Liverpool. Ia kerap panik saat harus menghadapi duel satu lawan satu, terutama menghadapi pemain yang lebih cepat darinya.

Selain penyerang Setan Merah, Marcus Rashford, nama lain yang mampu membuat Alexander-Arnold pontang-panting adalah pemain AS Roma, Stephan El Shaarawy, saat The Reds kalah 4-2 di leg kedua semifinal

Mengingat Liverpool tidak punya banyak pilihan full back saat ini karena Clyne belum sepenuhnya bugar, kemungkinan besar Trent akan kembali menjadi andalan Klopp di malam final. Zizou pun bisa memilih siapa di antara para pemainnya yang bisa mengeksploitasi kelemahan bek asal Inggris tersebut.

Related Articles

Back to top button